You’re A Liar

Dear Diarrhea, yang mengalir lancar. Apa sih yang menarik dari pria berkepribadian misterius? Katanya mereka sulit ditebak. Kalau mau nyari yang sulit ditebak tuh buku TTS sampul cewe hot tersedia bebas di tukang koran. Misterius itu seperti introvert mungkin ya. Entah, karena kebetulan semua kategori pria msiterius yang saya temui ya introvert. Tertutup. Lalu kalau saya sebagai pria dan saya menganggap diri saya sendiri misterius gimana hayo? Seru. Walau saya tahu saya apa dan saya akan bagaimana tapi ada saja kejadian yang tidak terduga yang bisa saya lakukan. Karena saya baru sadar, pengalaman hidup, lingkungan, buku yang dibaca mempengaruhi apa yang saya lakukan sekarang. Saya selalu berpikir kalau saya memang harus berdiri sebagai manusia mandiri yang berdiri sendiri tanpa ada manusia di atas kepala saya. Makhluk-makhluk dengan spesies yang sama dengan saya ini harus lah berdiri sejajar dengan saya. Terserah kalian di mata Tuhan gimana. Yang jelas kalian sama. Titik.

Maka dari itu kejadian belakangan ini menghenyakkan kesadaran saya bahwa dalam diri saya yang kurus ga pake banget ini terkubur pikiran yang bebas dan jiwa yang liar. Tidak terkubur sebenarnya karena saya juga memupuk hal itu sekian tahun belakangan. Jadi itu dikubur. Dahulu kala saya berorientasi dengan pikiran yang bebas kita bisa berkembang, bergerak maju sesuai dengan apa yang kita mau. Bahkan itu lebih nge-otak sehingga bisa berbuat lebih untuk sesama manusia lainnya. Dengan jiwa yang liar saya bisa berkreasi pada musik dengan lebih lihai. Dari hal tersebut jadi mulai lah untuk tidak mau diatur oleh orang lain. Diatur oleh orang lain untuk urusan rambut, pakaian, atau semua hal yang menempel pada jasmani dan rohani ini. Ternyata oh ternyata pikiran yang bebas dan jiwa yang liar itu merambat ke dalam kebiasaan lain yang mengakibatkan tidak taat aturan dan merugikan orang lain. Astaga. Pada masanya memupuk pikiran dan jiwa tersebut pun saya pikir bisa mengendalikannya pada waktu dan tempat yang tepat. Ternyata mereka berdua tidak cukup dikendalikan oleh pemiliknya.

Terkait judulnya pun liar disini bila diartikan menjadi “Kamu adalah wild”. Begitu.

Bila ditanya apakah saya kapok dengan memupuk pikiran bebas dan jiwa yang liar. Yaa.. saya hanya perlu kembali belajar untuk menempatkan dan mengeluarkan sesuai porsinya.

 

12 Mei 2016
Kamar Ryan

Saya Goblog

Saya goblog. Lalu kenapa?

Iya saya ini goblog, karena itu saya harus banyak membaca.

Saya itu goblog, maka saya butuh banyak pengalaman.

Goblog adalah saya, butuh merasa dari bertemu pelbagai manusia.

Tidak akan cukup saya belajar hanya untuk mengejar pintar.

Bila saya tak menyatakan saya goblog, akan pemarah sifat saya.

Mudah tersinggung bila salah.

Kalau tidak goblog, kaki saya hanya berjalan di otak, tangan saya hanya bergerak di otak.

Tidak akan pernah dua pasangan itu paham fungsinya.

Kamu bilang saya goblog, iya saya terima.

Karena saya goblog.

 

 

Terima kasih Bob Sadino atas “inspirasi goblog-nya”

12 Mei 2016
Kamar Ryan

 

Di Bawah Pohon Jambu

Prolog

Saya dan beberapa teman kuliah saya doyan kali kalau kumpul main tebak-tebakan kokologi waktu hengot (hang out). Kokologi itu semacam tebak-tebakan kepribadian menggunakan imajinasi, jalan cerita, spontanitas menjawab, dan analogi yang kadang ga banget menurut saya. Salah satu yang paling berkesan adalah tentang kebun stroberi. Kalau kamu mau ikut main boleh, kita coba. Begini sistematika pertanyaan kokologi tersebut :

Bayangkan kamu lagi jalan-jalan bersama temanmu ke daerah pegunungan. Karena asyiknya menikmati pemandangan dan suasana tanpa sadar kamu dan temanmu terpisah satu sama lain. Ketika kamu sadar kamu terpisah kamu berusaha mencari temanmu, tapi dalam masa pencarian itu kamu tidak sengaja menemukan kebun stroberi. Selanjutnya pertanyaan yang harus dijawab secara runut

  1. Pada sekeliling kebun storberi tersebut adakah pagar yang menutupnya?
  2. Bila ada,seberapa tinggi pagar tersebut?
  3. Bila ada pagar, apa bahan yang membuat pagar itu?
  4. Karena tidak ada yang orang di sekitar situ, akankah kamu mengambil stroberi dalam kebun tersebut?
  5. Bila mengambil, berapa buah stroberi yang kamu ambil?
  6. Tiba-tiba ada orang yang datang, dan ternyata ia adalah sang pemilik kebun. Ia memarahi kamu karena mencuri/menuduh kamu mengambil stroberinya. Apa reaksi kamu ketika dimarahi?
  7. Setelah masalah beres, apa rasa stroberi yang telah kamu makan? (Bila kamu mengambil stroberi dari kebun)

Penjelasan : ini adalah uji kepribadian tentang asmara dan perselingkuhan, saya sendiri sudah agak lupa apa saja jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.

  • dan 2 Pagar mencirikan seberapa tinggi kamu membatasi diri atau mencegah diri dari perselingkuhan. Semakin tinggi semakin kamu menjauhi diri kamu dari perselingkuhan.

4 dan 5 jumlah selingkuhan yang mengiringi kisah perjalanan asmara kamu.

6 menandakan kamu ketahuan atau dituduh pacar kamu kalau kamu selingkuh. Reaksi kamu itu menandakan reaksi kamu ketika dimarahi pacar akibat selingkuh.

7 adalah rasa yang kamu ingat ketika selingkuh.

Oo—xx—oO

Oke sekarang beranjak ke jambu. Dulu sempat saya datang ke sebuah halaman rumah. Akibat perjalanan yang jauh saya lelah dan saya berteduh sebentar di bawah sebuah pohon jambu. Karena saking lelahnya saya kehausan dan ingin mengambil sebiji jambu yang menggantung dan tampak matang nan segar. Saya makan perlahan dan habis dalam 4 gigitan. Dalam gigitan pertama saya merasakan kesegaran dari si jambu tersebut. Gigitan kedua saya merasakan rasanya yang manis. Gigitan selanjutnya saya merasakan rasa asam luar biasa. Dan gigitan terakhir saya merasakan sepat dan pahit luar biasa. Tapi ketika semua jambu telah habis tertelan melewati kerongkongan dalam leher saya. Saya hanya mengingat manis dan asam dari jambu tersebut. Segar yang terasa di awal seperti euforia sekejap saja. Saya jadi tahu rasanya jambu itu seperti apa. Sudahkah saya sebut ternyata pohon jambu itu ada yang memiliki? Belum ya. Iya, pohon jambu itu ada yang memiliki. Ketika jambu itu saya makan, saya petik, beruntung sang pemilik pohon itu tidak pernah memergoki saya memakan jambu itu. Dan apa mau dikata jambu itu juga sudah terlepas dari pohonnya karena saya petik.

Selisih sekian tahun dari perjalanan itu saya lupa, sangat-sangat lupa rasa segar dari buah jambu. Dan baru-baru ini saya ingat kembali. Ya! Saya baru saja memakan jambu lagi. Saya alami gigitan pertama itu. Saya nikmati lagi kesegaran buah itu. Buah berwarna merah, merah jambu. Tapi saya menyisakan si buah jambu itu. Saya belum memutuskan untuk mengambil gigitan selanjutnya atau tidak atau malah saya buang sekalian. Mungkin cukup saya rasakan dan syukuri saja dulu nikmatnya segar jambu dalam lidah dan ingatan.

Epilog

Apa hubungannya stroberi dan jambu? Haha, ga ada. Hanya dalam imajinasi saya, stroberi dan jambu itu bentuknya mirip bila digambar oleh orang yang tidak bisa menggambar. Dan kamu tahu kan warna yang menyimbolkan “perasaan” adalah merah jambu? Akhir kata kalau kamu bingung terhadap inti dan esensi cerita ini, biarlah. Terpenting aku baru saja mengalami jambu segar. :p

 

21 April 2016

Kamar Ryan

Naonnanonanonona

Ada semacam sensasi yang hilang dari dada, dari endorphin dalam otak, dari sekujur badan setelah beberapa lama hilang. Kangen sama sensasi itu beberapa bulan kemarin dan akhirnya muncul lagi. Berasa hidup lagi. Eeaaaa… mantap. Syedap. Terima kasih Tuhan, terimah kasih dimensi waktu, terima kasih dimensi ruang, terima kasih alam semesta. Kenapa cantik sekali, hidup ini. Terima kasih pengalaman, teman, dan pelajaran yang memberi kemampuan bersyukur ini.

Terima kasih Nona yang memaksa untuk menelan Nano tidak ke dalam pencernaan, tapi ke dalam pikiran. Mungkin tadi aku atau kamu habis terjatuh. Aku jatuh cinta, atau kamu jatuh dari khayangan

 

17 April 2016

Kamar Ryan