Saya Vegan


Setelah tuntas menjadi pembicara dalam sebuah seminar berjudul “Sayur Mania, Selamatkan Dunia” aku pun berjalan menuju ke luar hotel. Mencari udara segar.

Acara tadi sungguh menyenangkan. Semua penonton antusias. Pertanyaan yang paling berkesan tentunya adalah ketika salah seorang di antara mereka bertanya tujuanku menjadi seorang vegan. Dengan bangga aku jawab bahwa aku ingin menyelamatkan bumi dari kehancuran dan kerusakan.
Riuh rendah dari penonton membalas kembali jawabanku. Dengan tatapan kagum, mereka memberi hormat atas jawabanku.

Jelas, alam dan bumi harus dijaga dari kerusakan. Cara yang aku tempuh adalah tentu dengan hanya mengunyah dan menelan jenis makanan yang berasal dari tanaman.
Ketika hewan masuk dalam industri makanan maka ia akan dikembangbiakkan secara sengaja dalam kandang-kandang sebelum berpindah tempat ke rumah jagal.
Jumlahnya yang meningkat drastis menimbulkan juga setumpuk masalah. Satu yg bisa aku sebutkan adalah gas yang dihasilkan dari hewan-hewan secara masif itu akan berdampak pada perubahan iklim. Belum ketika kita harus berebut konsumsi air bersih dengan mereka.

Ya, itu saja. Rasanya sudah cukup lah memikirkan hal seperti itu. Bosan juga harus terus-menerus membahas hal yang sama bahkan hanya dalam diskusi di dalam pikiranku sendiri. Itu pun sudah menjadi laku hidupku sehari-hari.

Untuk memberi jeda pada pikiran sendiri, ku keluarkan bungkus rokok dari saku celanaku. Menghisap sebatang rokok tentu akan terasa begitu nikmat setelah bercuap-cuap satu jam penuh ditonton oleh 1000 orang.

Ah sial. Rokokku habis.
Aku pun beranjak ke arah resepsionis untuk bertanya lokasi minimarket terdekat untuk membeli sebungkus rokok.
Resepsionis itu menunjukkan arah ke lokasi terdekat. Aku tak tahu bahwa orang yang kerja di hotel mewah masih bisa beranggapan jarak yang dia sebut adalah dekat.
Tak pikir panjang aku menuju basement dan menyalakan mobilku.
Kuinjak pedal gas dan mengarah ke minimarket sesuai petunjuk resepsionis tsb.
Tidak sampai 2 menit ternyata memang aku telah tiba di minimarket yang dimaksud.
Selain sebungkus rokok aku pun membeli air mineral dalam kemasan bermerk Kamua. Kasir itu memasukkan semua belanjaanku tsb dalam kantong plastik berlogo Algamart.
Kuteguk air mineral dan membakar rokok di pinggir jalan.
Benar saja. Nikmat betul menghisap rokok ini.

Tiba-tiba seminar tadi terlintas lagi dalam lamunanku. Oh, betapa aku telah menebar nilai-nilai baik dalam kehidupan ini sebagai seorang vegan. Rasanya ada kepuasan batin yang menyertaiku hari ini. Semoga nilai hidupku ini menjadi manfaat, tidak hanya bagiku, melainkan juga untuk orang banyak.

Brrrr… dingin juga udara hari ini. Kutarik sleting jaket berbahan kulit domba di badanku ini agar terhindar dari masuk angin.

CSWC 10 September

Bunga-bunga

Bunga-bunga mengejar lebah.
Lebah pekerja mencari makan, terlilit tagihan dari madam ratu.
Menyerah upeti sebagai balas atas sebuah kehidupan.
Rombong dalam terbang, rombong dalam sarang.

Bunga-bunga meminta lebih
Lebih bekerja menumpuk tabungan, asa menguap tertiup angin bersilang debu.
Bertambah helai pakaian, berganti kendaraan, mendapat pengakuan.
Surya terbenam menjadikannya tumbang,
Mentari terang adalah waktu terbuang.
Tiada hari benaknya tanpa terjerat hutang.

Bunga-bunga bermekaran akan layu
Bunga-bunga bertambah tak akan hilang.
Bunga tanaman indah di taman
Bunga pinjaman menyamar di balik harapan

Bunga senang menipu
Jiwa-jiwa yang lugu.
Terpetik sebuah indah sementara
Menyusul rentetan resah sisanya.

Bunga kembali tumbuh
Bunga akan tambah

Bunga apa yang kita pegang!